Bengkulu-bengkuluone.co.id, Seluruh pihak yang ada di Bengkulu untuk tidak mempolitisasi isu uang palsu, untuk kepentingan tertentu selama pesta demokrasi Pilwakot tahun ini.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu.
Menurutnya, sampai saat ini Bengkulu masih tergolong daerah terendah dengan peredaran uang palsu. Dimana perbandingannya dalam satu juta lembar rupiah yang beredar, hanya ada sembilan uang palsu.
“Memasuki tahapan Pilkada serentak pada tahun 2018 ini, sejak Desember 2017 lalu, tidak ada perubahan atau peningkatan peredaran uang palsu. Oleh karena itu isu uang palsu, agar tidak dicuatkan ke public, karena hanya akan menimbulkan keresahan masyarakat dan berdampak buruk terhadap perekonomian. Apalagi perkembangan bisnis dan investasi diBengkulu terus berkembang,” katanya, Sabtu, (3/3/2018).
Selain itu Ia juga meminta, masyarakat agar terus waspada terhadap peredaran uang palsu, yakni dengan lebih teliti lagi saat bertransaksi serta mengenali ciri rupiah. Dimana langkah umum mengenalinya, dengan cara 3D atau yang jamak dikenal dengan dilihat, diraba dan diterawang.
“Dugaan uang palsu bisa dilihat bentuk uangnya, warna cetakan, simbol-simbol yang telah disertakan, dan diraba fisik akan terasa kasar, serta dilihat ada tanda air di uang tersebut,” pungkasnya.(red-1)
Komentar