Bersama Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan

 

Yayasan PUPA Bengkulu menggelar Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Kampanye ini sendiri juga dilaksanakan serentak di seluruh dunia, setiap tanggal 25 November sampai dengan 10 Desember 2017 sebagai gerakan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Untuk tahun ini Yaysan PUPA lebih mendorong sinergi bersama, karena ternyata menurut Direktur Yayasan PUPA Susi Handayani, memang tidak bisa memerangi kekerasan tersebut sendiri jadi harus diperangi secara bersama.

“Mengatasi secara bersama dengan cara kita mendorong berbagai Instansi dan Lembaga untuk duduk bersama mencermati persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelas Direktur Yayasan PUPA Susi Handayani saat Jumpa Pers Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Sabtu (25/11).

Untuk itu, ia menambahkan harus ada dorong mulai dari hulu ke hilir bagaimana proses pencegahan, penganan, pemulihan dan rehabilitasi itu bersinergi antar semua pihak. Pihaknya kini sedang mendorong  khususnya DPRD saat ini sedang menyusun draf RUU Ketahanan Keluarga, dengan mengawal RUU Ketahanan Keluaga ini agar tidak menjadi bias.

“Ketika orang bicara ketahanan keluarga, orang bicara juga bagaimana keluarga ini mengantisipasi anak dan keluarga, seluruh keluarga itu tidak menjadi korban dan tidak menjadi pelaku itu yang kita dorong,” terang Susi Handayani.

Di nasional sendiri tambah Susi ada RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ini sudah masuk Prolegnas di urutan ke 7 prioritas dan harapannya di 2018 bisa disahkan.

Pada Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2017 ini digelar berbagai pameran, pemutaran film dan diskusi, penggalangan dukungan pengesahan undang – undang penghapusan kekerasan seksual lewat penulisan dan pengumpulan 1000 post card untuk DPR RI, garage sale dan dialog kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.(red)

Komentar