Calon Walikota Hentikan PLTU, Dapat Dukungan Warga Teluk Sepang

Bengkulu-bengkuluone.co.id, Masyarakat Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu menantang para calon Walikota dan Wakil Walikota, untuk menghentikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang dibangun hanya berjarak 1,5 kilometer dari permukiman warga.
tokoh masyarakat Kelurahan Teluk Sepang di Bengkulu, Hamidin, saat diskusi ijon politik tambang dalam perhelatan Pilwakot periode 2018-2023, yang digelar Koalisi Anti-Ijon Politik Bengkulu mengatakan, warga membutuhkan udara bersih, dan bukan debu batu bara.

“Kami menantang para calon Walikota untuk menutup PLTU,” ungkap di Kelurahan Teluk Sepang.

Dikatakan, Ijon politik adalah sebuah perjanjian antara pengusaha atau korporasi selaku penyandang dana politik dengan para politisi (kandidat, parpol dan timses) yang berkepentingan menghimpun dana secara cepat dan mudah.

“Kandidat dan korporasi/tambang masing-masing punya kepentingan, dan tidak ada hubungannya dengan urusan keselamatan rakyat dan lingkungan. Bantuan dana politik ini di tebus atau di bayar para politisi pemenang pilkada atau Pemilu dengan memberikan jaminan keberlangsungan bisnis para penyandang dana mulai dari kelancaran perijinan, jaminan politik dan keamanan, pelonggaran kebijakan, pemberian tender proyek bahkan pembiaran pelanggaran hukum,” katanya, Sabtu (21/4/2018).

Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Koalisi Anti-Ijon Politik Tambang Bengkulu, Olan Sahayu.
Menurutnya, meski di Kota tidak ada tambang yang beroperasi, namun dampak buruk pertambangan batu bara sudah lama dirasakan warga kota. Salah satu dampak buruk pertambangan batu bara yang dialami masyarakat Kota Bengkulu adalah pencemaran Sungai Air Bengkulu.

“Bertahun-tahun aliran sungai dipenuhi limbah batu bara. Padahal sebanyak 6.000 pelanggan Perusahana Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu masih memanfaatkan air sungai tersebut sebagai bahan baku. Sementara pada 2016, pemerintah menerima investasi PLTU batu bara berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW) yang akan dibangun di Kelurahan Teluk Sepang,” jelasnya.

Disamping itu diakui, sejak awal proyek tersebut telah di tolak oleh warga Kelurahan Teluk Sepang. Sedangkan diketahui saat ini konstruksi PLTU baru bara tersebut sedang berlangsung, namun sebagian warga Kelurahan Teluk Sepang tetap menolak, dengan alasan pencemaran lingkungan terutama debu pembakaran batu bara yang akan di terima masyarakat bila pembangkit di maksud beroperasi nantinya.

“Pada perhelatan politik 2018 yang akan memilih pemimpin baru Kota Bengkulu, masyarakat Kelurahan Teluk Sepang kembali menyuarakan penolakan terhadap proyek PLTU yang dibiayai investor Tiongkok itu. Kami akan pilih Walikota yang bisa menjamin udara bersih dengan menutup PLTU batu bara,” tutupnya.(red-1)

Komentar