Di Akhir Zaman akan Datang Tahun Penuh Tipu Daya, Pendusta Dipercaya yang Jujur Didustakan

Khazanah-bengkuluone.co.id, Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya secara sadar atau tidak berkata dusta sering kita lakukan. Padahal, kita tahu bahwa menyampaikan sutu kebohongan dapat melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. 

“Berdusta atau bohong adalah penyakit yang amat berbahaya,” kata Habib Abadurrahman Alhabsyi dilansir dari  Republika.co.id di Jakarta, Jumat, (14/4).

Menurut pengasuh Majelis Sahabat Alquran ini mengatakan, saking bahayanya dusta, sampai Allah SWT menyebutnya sebanyak 280 kali dalam Alquran sambil memberikan kecaman yang keras kepada mereka yang hobi berdusta. “Saat ini orang sudah tidak merasa risih berdusta. Bahkan dusta kebohongan, dan kepalsuan sudah merasuki segala aspek kehidupan insan,”ujarnya.

Menurut Abdurahman yang juga ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, ada yang berdusta untuk mendapatkan keuntungan duniawi sesaat dan kepentingan pribadi. Ada juga yang berdusta sekedar menyalurkan hasrat kebencian atau dendam pada seseorang.

“Ada juga dusta menjadi bahan canda hariannya, hobi dan menjadi terbiasa. Sehingga menjalarlah virus dusta dalam kesehariannya,” katanya.

Fenomena berdusta yang sudah menjadi kebiasaan merupakan tanda akhir zaman sebagaimana pernah disabdakan oleh Nabi SAW. “Mendekati kiamat akan muncul para pendusta. Maka, berhati-hatilah terhadap mereka.” (HR Muslim).

Dalam Riwayat yang lain Nabi berpesan: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara.”

Lalu, kata Habib Abdurrahman, ada yang bertanya kepada Rasulullah: “Siapa itu Ruwaibidhah?’
Beliau menjawab, “Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).”  Hadis Riwayat Ahmad.

“Semoga Allah menjaga kita dan negeri kita dari fitnah akhir zama Allahumma aamiin,” kata Habib Abdurrahman.

 

Sumber: republika.co.id

Komentar