Menteri Yohana Minta Proaktif Masyarakat Laporkan Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak

Bengkulu-bengkuluone.co.id, Masyarakat di Provinsi Bengkulu diminta pro aktif dalam melaporkan dugaan berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mengingat dengan banyaknya laporan, diyakini dapat menekan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Melihat data, cenderung terjadi peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bengkulu. Tapi itu juga menunjukan kesadaran masyarakat untuk melaporkan dugaan kekerasan cukup tinggi,” ungkap Yohana, Kamis, (22/3/2018).

Dikatakan, kesadaran tersebut juga harus terus di dorong, karena dengan semakin banyaknya masyarakat yang tidak takut lagi melapor, pasti bisa menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Apabila selama ini banyak kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak dilaporkan ke penegak hukum atau dipublis. Pasalnya ada yang menganggap tabu, ataupun sebagai aib keluarga. Sehingga akhirnya masyarakat, terutama korban dan keluarga memilih bungkam. Padahal bungkam itu, justri menyebabkan kasus kekerasan semakin tinggi. Tapi dengan banyaknya kasus yang dilaporkan, sedikit banyaknya memiliki implikasi dalam penekanan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak itu sendiri,” ujarnya.

Selain itu Menteri Yohana juga mengingatkan agar instansi terkait baik tingkat Provinsi ataupun Kabupaten/Kota khususnya dalam wilayah Bengkulu agar meningkatkan intensitas untuk berkoordinasi dengan penegak hukum. Terutama dalam penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Saya ingatkan jangan mentang-mentang duduk di pemerintahan, menjadi penonton atau pengamat saja. Itu tidak boleh, dan harus turun ke lapangan dengan menyelesaikannya,” tegasnya.

Disamping itu mengenai hukuman mati terhadap pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak, Yohana menyebutkan hukuman kebiri itu sudah sangat berat.
Apalagi sebelum dikebiri, pelaku terlebih dahulu harus menjalani pidana pokok 15 hingga 20 tahun penjara. 3 bulan sebelum bebas, dikebiri terlebih dahulu dan ditubuh pelaku dipasang chips, agar keberadaannya diketahui.

“Saya rasa hukuman tersebut sudah berat, saya rasa tidak ada kaum laki-laki yang mau dikebiri,” tutupnya.(red-2)

Komentar