Bengkulu-bengkuluone.co.id, Bencana air bah yang terjadi Sabtu sore (21/04/2018), di lokasi jembatan sungai air manggus areal blox 4 PT IBP/ CS desa Tanjung Raman kecamatan Taba Penanjung kabupaten Bengkulu Tengah menelan korban jiwa Budi Muharman mendapat kritikan dari Heru Saputra ketua Jaringan Intelektual Manifesto Muda (JIMM), menurutnya kejadian tersebut disebabkan oleh campurtangan manusia yang mengekploitasi alam secara tidak bertanggung jawab.
“Musibah yang terjdi dilkasi tambang PT IBP/CS tersebut akibat ulah tangan manusia yang melakukan ekploitasi alam secara tidak bertanggung jawab, sehingga mengakibatkan bencana air bah diduga aktifitas pertambangan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan teknis penambangan sehingga mengakibatkan bencana alam” ujar Heru
Selain itu Heru meminta Pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya musibah air bah tersebut apakah ada kelalaian manusia, selain itu meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk menurunkan tim melakukan investigasi terkait aktifitas kegiatan PT. IBP/CS
” Kita meminta kepada pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya air bah di lokasi tambang PT.IBP/CS tersebut apakah ada unsur kelalaian manusia yang dilakukan dalam proses penambangan sehingga berakibat terjadinya air bah tersebut, selain itu kita meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk menurunkan tim investigasi terkait aktifitas kegiatan PT. IBP/CS supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan yang besar dan bencana alam serupa tidak terulang kembali” pugkasnya
Dilansir dari betv.com, diketahui Sabtu sore (21/04) sekitar pukul 17.00 WIB, di lokasi jembatan sungai air manggus areal blox 4 PT IBP/ CS desa Tanjung Raman kecamatan Taba Penanjung kabupaten Bengkulu Tengah. Terjangan air bah menghanyutkan satu unit mobil jenis strada warna silver dengan nomor polisi BD 9103 DD yang dikemudikan oleh Karno, yang saat kejadian tengah membawa 6 karyawan lainnya, yang mengakibatkan tewasnya Budi harman karyawan PT IBP/CS.
Komentar