Pakar Ekonomi : Penyesuaian Harga BBM Jadi Momentun Perbaikan Struktur Subsidi

Bengkuluone.co.id – Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Wisnu Wibowo mengatakan, langkah pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki alokasi dan struktur pemberian subsidi kepada masyarakat.

Ia mengatakan, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM saat ini sudah sangat tepat, pasal sejak awal tahun harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan pada bulan Maret sempat tembus lebih dari USD 100 per barel.

Sekarang memang ada penurunan yaitu sekitar USD 85 per barel, tapi jangan lupa asumsi APBN kita untuk BBM hanya USD 63 per barel. Ini yang membuat sistem fiskal kita jebol. Jadi penyesuaian harga ini adalah alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan APBN kita,” ujar Wisnu dikutip dari Jawapos.com.

Penyesuaian harga yang dilakukan sekarang ini menurutnya juga sebagai momen memperbaiki alokasi dan struktur pemberian subsidi kepada masyarakat.

Selama ini, masih banyak masyarakat di luar kelompok tersasar yang ikut menikmati subsidi BBM. Wisnu mencontohkan banyak kendaraan di atas 2000 CC yang mengonsumsi BBM subsidi jenis Pertalite sehingga kuota jebol karena konsumsinya berlebihan.

“Selain itu dengan berkurangnya disparitas harga antara Pertalite dan Pertamax diharapkan bisa membuat kelompok masyarakat yang lebih mampu untuk beralih menggunakan BBM yang tidak bersubsidi namun lebih ramah lingkungan,” beber Wisnu.

Wisnu menambahkan, dengan dimulainya uji coba pendaftaran kendaraan melalui website Pertamina dikatakan Wisnu merupakan peluang bagi pemerintah membangun data base terkait siapa yang layak menerima subsidi.

”Kita kan sudah terbiasa menggunakan peduli lindungi. Nah ini nanti kurang lebih sama. Ketika database siapa yang layak menerima subsidi sudah terbangun dengan pendekatan digitalisasi data, maka pemerintah akan semakin berani memberikan subsidi karena potensi kebocoran lebih bisa dikendalikan,” pungkasnya.

Komentar