Bengkulu-bengkuluone.co.id, Keberadaan lembaga pendidikan di Bengkulu khususnya Pondok Pesantren, bisa terintegrasi dengan kegiatan ekonomi. Mengingat integrasi lembaga pendidikan dengan kegiatan ekonomi, selain anak-anak didik tidak saja dikembangkan ilmu pengetahuan agama dan umum, tetapi juga di latih dalam kegiatan ekonomi produktif, seperti beternak sapi, tambah kolom lele dan kebun sayur-sayuran.
“Saya yakin berpaduan dua hal itu akan menjadikan anak-anak selaku generasi penerus bangsa generasi memiliki pribadi yang mandiri,” ungkap Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, saat meresmikan Pondok Pesantren Salafiyah Putra-Putri Roudlotur Rosmani, di Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
Dikatakan Plt Gubernur, keberadaan Pondok Pesantren Roudlotur Rosmani yang terintegrasi dengan peternakan sapi ini, juga sejalan dengan program Pemerintah Daerah untuk menjadikan Bengkulu sebagai pusat karantina ternak nasional, yang lokasinya direncanakan di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Apalagi jika selama ini dalam menyalurkan bantuan ternak ke Kelompok Tani (Poktan) perkembangannya terbatas, dan tidak menjadi persoalan di masyarakat. Oleh karena itu melalui keberadaan Badan Usaha Milik Petani-BUMP yang bekerjasama dengan mengandeng pihak swasta dan perbankan.
“Untuk mewujudkan langkah besar itu, perlu dorongan dari semua, terkhusus juga pihak legislatif pusat dan pelaku usaha peternakan yang ada di Bengkulu. Harapan nantinya Bengkulu benar-benar menjadi pusat karantina ternak nasional, karena ini akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di negeri ini,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPD RI dari Dapil Bengkulu Ahmad Kanedi memberikan apresiasi atas hadirnya Pondok Pesantren Roudlotur Rosmani yang terintegrasi dengan kegiatan ekonomi. Untuk itu pihaknya akan mensuport penuh dan berjuang baik di tingkat daerah maupun nasional, agar keberadaan lembaga pendidikan seperti ini bisa berkembang kedepannya.
“Kami (DPD RI.red) akan mendukung penuh dan mendorong agar pihak Pemerintah memberikan perhatiannya terhadap lembaga pendidikan pondok pesantren yang terintegrasi dengan kegiatan ekonomi. Mengingat akan melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan mandiri kedepannya,” terangnya.
Dibagian lain, Pembina Yayasan Rafflesia Selatan Pondok Pesantren Roudlotur Rosmani, Benny Suharto menambahkan menjelaskan, pondok pesantren yang merupakan hibah keluarga besar Rosmani, diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mampu agar bisa sekolah dan memiliki hak yang sama terhadap anak-anak lainnya. Bahkan keberadaan pesantren ini berbeda dengan yang lainnya, karena diapit oleh peternakan sapi, lele dan sayur-sayuran, serta kebun sawit.
“Di zaman now ini, nanti anak pesantren bukan saja belajar agama tapi juga belajar ternak, membuat pupuk, tanaman sawit, peternak lele dan sayur-sayuran. Bahkan juga akan belajar membuat sampo, sabun dan lain sebagainya. Harapan nanti setelah lulus dan keluar dari pesantren bisa mandiri di lingkungan masyarakat, karena sudah ada skiil,” demikian Benny.(red-3)
Komentar