Seleksi Tenaga Magang Bengkulu ke Japang, Resmi di Buka

bengkuluone.co.id, Bengkulu : Pasca selama 4 tahun Bengkulu di larang untuk mengirim peserta magangnya ke Jepang, namun setelah dilakukan penanda-tanganan komitmen program magang ke Jepang oleh Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mewakili Pemerintah Provinsi Bengkulu, dan dari IM Japan serta disaksikan Menaker RI M. Hanif Dhakiri baru-baru ini, sekarang telah diberikan kesempatan untuk melakukan seleksi calon peserta program pemagangan ke Jepang.
“Kita harapkan program pemegangan ke Jepang ini, anak muda Bengkulu bisa menambah keterampilan dan kemampuannya,” ungkap Asisten II Pemda Provinsi Bengkulu Ari Narsa, saat membuka seleksi calon peserta program pemagangan ke Jepang, Senin (20/11/) di Aula BLK Bengkulu.
Dikatakan Ari Narsa, dengan keterampilan yang akan mereka dapatkan, harapannya bisa mandiri dan berwiraswasta dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Selain itu juga dengan kembali dilakukan pemagangan ke Jepang ini, dapat memupuk kepercayaan Pemerintah Jepang terhadap Pemerintah Provinsi Bengkulu. Sehingga moratorium magang ke Jepang tidak kembali di stop.
“Harapan kita tentunya kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang ini, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ucapnya.
Senada dengan itu, Kasubdit Pemagangan Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan RI sekaligus tim penguji calon peserta Bengkulu magang ke Jepang, Subardi di Bengkulu menyatakan, para peserta magang yang lolos nantinya agar selalu menjaga nama baik bangsa dan negara khususnya Provinsi Bengkulu.
“Program magang ke Jepang ini diusahakan oleh Pemprov Bengkulu, jangan sampai bermasalah, karena jika bermasalah akan dikenakan sanksi lagi,” tegasnya.
Disamping itu, Penasehat IM Japan Kantor Perwakilan Indonesia Gitesu Nishijima juga memperingatkan peserta yang akan magang ke Jepang, agar tidak melakukan tindakan melarikan diri. Mengingat jika dilakukan, hak sebagai warga yang tinggal di Jepang akan hilang.
“Disamping hilangnya jaminan kesehatan maupun keamanan dan akan dianggap illegal,” tegasnya.
Sementara, dari 615 orang yang mengikuti seleksi, hanya 233 yang lulus administrasi. Selanjutnya, peserta yang lolos seleksi akan di kirim ke Lembang untuk dilakukan mengikuti pelatihan dan pendidikan selama 6 bulan, sebelum dikirimkan ke Jepang.(red-3)

Komentar