Tak Ingin Islam Indonesia Terpecah, Kapolri Bertanya kepada Ustad Abdul Somad

Ukhuwah-bengkuluone.co.id, Bulan Maret  2108 ini 7 tahun yang lalu konflik berdarah di Suriah meletus. Pihak oposisi menyebut peristiwa itu sebagai revolusi menjatuhkan Pemerintahan tirani Bashyar al assad. Sebaliknya Pemerintah Suriah menganggap itu sebagai pembangkangan dan pengkhianatan.

Pada saat itu tak ada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), tak ada Al-Qaidah, tak ada Iran, Rusia atau Hizbullah. Krisis politik secara cepat berubah menjadi konflik bersenjata dan menjalar ke seantero Suriah.

Tujuh tahun silam Suriah bukanlah satu-satunya negeri Timur Tengah yang diamuk konflik. Protes massa juga merebak di negara-negara Arab pada musim semi, peristiwa yang dikenal dengan Arab Spring. Bermula di Tunisia, negara pertama yang dilanda Arab Spring. Dari Tunisia, Arab Spring menular ke berbagai negara Timur Tengah, seperti Mesir, Libya, Yaman, Bahrain, dan Suriah.

Konflik akibat revolusi arab spring yang terjadi ditimur tengah tersebut bukan tidak mungkin menerpa Indonesia jika tidak ada kesadaran setiap warga negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI.

Sebagai Kapolri Jenderal Tito Karnavian memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga keutuhan NKRI, sehingga diperlukan sinergi antara seluruh elemen masyarakat Indonesia terutama Ulama yang merupakan pemuka agama Islam yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.

Kedekatan antara Kapolri Tito Karnavian dengan Ulama merupakan sinergi yang terus dijaga terutama dengan terus melakukan silaturahmi,  seperti kegiatan zikir bersama yang baru ini dilaksanakan di Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/3/2018).

Dakam majelis zikir yang dihadiri oleh ulama-ulama besar indonesia seperti Ustad Abdul Somad, Ustad Arifin Ilham, tampak Kapolri Tito Karnavian Mengenakan baju koko putih dan bersorban serta berpeci putih duduk diantara ulama besar Indonesia tersebut.

Selain mendengarkan ceramah, Tito Karnavian bertanya kepada para ulama cara mencegah perpecahan antar umat beragama, di Indonesia Dengan merujuk kepada beberapa negara seperti Suriah, Afganistan, Pakistan, dan Yaman yang seperti Indonesia berpenduduk mayoritas muslim, Tito bertanya kepada ulama, “Apakah kemungkinan konflik seperti di Suriah, Afganistan itu terjadi di Indonesia? Bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu?”

Somad menjawab, apa pun bisa saja terjadi, oleh karena itu Alquran mewajibkan melakukan tabayyunatau klarifikasi. “Kalau datang orang bawa satu berita, klarifikasi, oleh sebab itu yang selalu membuat kita tidak baik adalah komunikasi yang tidak baik,” kata Somad seperti dilansir dari Antara.

Menurut Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam.

“Alhamdulillah saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan, maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun,” kata Somad menjawab pertanyaan Tito Karnavian.

Diketahui Kapolri Tito Karnavian di kenal dekat dengan kalangan ulama bahkan pada saat aksi 212 Tito Karnavian merupakan salah seorang yang menyampaikan sambutan pada aksi 212 menuntu penuntasan dugaan penistaan agama Dalam sambutannya Kapolri Tito Karnavian menyampaikan “ Kepolisan memfasilitasi keiatan di monas ini sehingga semua bisa terakomodir dengan baik, kita merasakan betapa indahnya Islam, kita merasakan bagaimana suasana hari ini seperti suasana haji di padang arafah, oleh karena itu mari kita mari kita laksanakan ibadah kita kita dekatkan hati kita fikiran kita dengan niat semata mata dengan Allah SWT dan sekaligus mendekatkan hati kita kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. ALLAHUAKBAR pekik Tito” ungkap Tito ditengah-tengah masa aksi 212

Komentar