Terima Pemesanan 200 Doll, Seniman Ini Merugi Ratusan Juta!!

KOTA BENGKULU,bengkuluone.co.idMiris apa yang dialami Eman salah seorang seniman perajin Doll Warga Kelurahan Pasar Melintang Kecamatan Teluk Segara. Bagaimana tidak dirinya dan kawan kawan harus menelan pil pahit lantaran orderan atau pesanan 200 unit Doll oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bengkulu tak kunjung ada kejelasan.

Dijelaskan Eman, pemesanan tersebut dilakukan sejak tahun 2020 lalu, bahkan saat dikonfirmasi pihak yang bersangkutan seolah olah menghindar dengan melakukan pemblokiran nomor kontak.

“Saya yang telanjur menerima pesanan itu bahkan sudah melakukan pengerjaan 200 unit doll yang mereka minta. Tapi Hingga saat ini  tidak ada kejelasan dari yang bersangkutan,” terang Eman, saat dikonfirmasi bengkuluone, Rabu (07/04/2021).

Akibatnya ratusan bongkol pohon kelapa yang sudah dibentuk sebagai bahan utama alat musik Khas Provinsi yang memiliki moto Bumi Rafflesia itu terpaksa dibiarkan berserakan dihalaman Bengkel Kesenian milik Eman.

“Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, saya tidak bisa menahan lagi. Apalagi proyek ini sudah menghabiskan biaya kurang lebih ratusan juta rupiah, yang digunakan untuk keperluan pembuatan Doll yang mereka pesan. Dan itu semuanya dari kita tanpa ada pembayaran sedikitpun dari Dinas Koperasi,” kelu Eman.

Tampak Ratusan bongkol pohon kelapa yang digunakan untuk bahan pembuatan doll, terbuang mubazir

Memang pada saat pemesanan itu lanjut Eman tidak ada kesepakatan hitam di atas putih, hanya saja kesepakatan itu diperkuat dengan diambilnya NPWP milik dirinya oleh pihak Dinas bersangkutan.

“Hitam di atas putih memang tidak ada, tapi pemesanan itu dilakukan langsung oleh Pak Eddyson selaku Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Bengkulu. Dan berkas saya sudah mereka ambil sebagai pegangan, salah satunya yakni NPWP saya,”terangnya lagi.

Disampaikan Eman, apa yang ia dan temannya rasakan saat ini tidak pernah sedikitpun terpikirkan oleh mereka, bahkan dirinya sangat percaya dengan apa yang sudah mereka sepakati dengan pihak bersangkutan.

“Pemesanan ini tentunya merupakan suatu kegembiraan bagi saya dan teman teman, makanya kami sangat bersemangat dalam menggarap proyek ini. Tak hanya itu sangking percaya dan berharapnya kami, ada beberapa orang yang berniat untuk membeli, dengan gampang kami menolak tawaran itu. Namun ternyata apa yang kami harapkan semuanya sia sia dan berantakan,” pungkasnya. (Ben)

Komentar